Cerita Sex Berhubungan Intim Dengan Penumpang Grab Yang Super Intim

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
8 views

Kebenaran waktu itu sedang gerimis, mungkin membuat hatinya bimbang.Darimanakah barusan, bu? Kok jam begini belum pulang? tanyaku basa basi sekalian ingin memberikan kepuasan rasa ingin tahu tadi kupendam. ia diam saja sekalian masih tetap melihat ke luar jendela. Saya memilih untuk stop berbicara.

Cersex Indo –  Mungkin ia sedang tidak ingin terganggu. Selang beberapa saat, sampailah di hotel Muria. Ia bayar dengan memberi uang panduan empat ribu rupiah.

Terima kasih, bu. jawabku sekalian terima uang tersebut. Tetapi ia tetap diam, cuma menggangguk perlahan sekalian tinggalkan taksiku. Tanda pertanyaan tetap bergelayut di pikiranku.

2 hari kemudian, pada tempat yang masih sama, wanita yang masih sama. Selamat malam, bu. senyumanku merekah, berusaha menyapanya ramah. Pikiranku merasa jika ia minta diantarkan ke tujuan yang masih sama. Hotel Muria ya, pak. katanya sekalian melihat lagi ke luar jendela.

Kucoba menganalisa sendiri karena pikiranku makin ingin tahu dengannya. Dari logatnya, kelihatannya ia bukanlah orang Jakarta. Ditambahkan bukti jika ia meminta diantarkan ke Hotel Muria, makin memperkuat hal itu. Hanya yang tetap jadi tanda pertanyaan, ingin apa ia di Kemang pada pagi hari? Kutengok sepintas tempat ia menanti taksi, tidak ada pertanda club malam atau lokasi hiburan. Cuma ada banyak kafe yang telah tutup dan sebuah rumah makan 24 jam, dan 2 buah mini pasar.

Darimanakah barusan, bu? tanyaku dengan suara keras hingga ia tidak ada argumen tidak untuk menjawab. Untuk memberikan kepuasan rasa ingin tahu.

Oh, barusan dari bertemu rekan. jawabannya singkat, tetap melihat ke luar jendela walau ini kali tidak gerimis.

Kelihatannya saya tidak menyaksikan ada kafe yang membuka, bu.

Di restaurant fast food, pak.

Oh demikian. Lantas temannya barusan telah pulang?

Pulang lebih dulu, pak, telah dinanti istrinya. jawabannya datar, ini kali disudahi hembusan napas berat dan pandangannya berpindah ke monitor handphone. Saya menjadi tidak sedap kerap melihat ke spion. Fokus lantas kukerahkan pada setir saja.

***

Keesokannya, seperti deja vu, kembali taksiku disetop olehnya, tetap pada tempat dan jam yang masih sama. Sebetulnya saya menyengaja melalui tempat itu di jam yang masih sama, ingin berjumpa dengannya kembali. Masih tetap ada banyak hal yang ingin kutanyakan kepadanya.

Malam, mbak. Hotel Muria? saya beranikan diri panggilnya mbak. Nampaknya ia tidak berkeberatan.

Iya, pak. jawabannya, ini kali dengan senyuman.

Mbaknya bukanlah orang sini ya? Darimanakah, mbak?

Semarang, pak.

Mbaknya ke Jakarta dalam rencana apa? Hanya bertemu rekan atau ada masalah lain, mbak? tanyaku hatihati. Tidak ingin berkesan ingin ketahui masalah orang, walaupun realitanya memang demikian.

Iya, hanya ingin berjumpa rekan saya tersebut. Eh, sebenarnya kekasih sich, pak, bukan rekan.

Saya coba mengeruk daya ingatku. Jika tidak salah tempo hari ia katakan jika temannya itu telah dinanti istrinya. Apa Temannya, eh kekasihnya itu, telah mempunyai istri ya, mbak? Oke, ini telah kelewatan dan saya tidak tersinggung bila ia meminta turun. Tetapi kenyataannya tidak, ia tetap tenang di jok belakang taksiku.

Iya, pak. Kami telah terkait dari lama. Rumah tangga mereka memiliki masalah dan ucapnya mereka akan selekasnya berpisah. Tetapi entahlah, sampai saat ini masih semacam ini. Pertemuanpertemuan kami tidak dikenali istrinya, pak.

Mbak berbahagia dengan jalinan itu? Entahlah mengapa saya justru menanyakan hal ini. Maunya pengin menampar mukaku sendiri.

Sebetulnya sich tidak, pak. Saya telah sakiti beberapa orang, termasuk diri saya sendiri. Tetapi ternyata ada satu segi saya yang berbahagia sebab bisa bersama sama orang yang saya sayangi, walau tidak dapat memiliki dengan utuh.

Sampai di lobby Hotel Muria, ia memberikan beberapa uang. Pak, ini malam paling akhir saya di Jakarta. Esok saya pulang. Terima kasih telah jadi rekan mengobrol saya 2 hari ini. Saya benar-benar hargainya, pak. dengan mata berkacakaca.

Iya, samasama, mbak. kupikir ia akan secara langsung turun sebagaimana umumnya, tetapi rupanya

Itil V3
Pak, ia panggil.

Iya, mbak. kupandangi mukanya yang elok, badannya yang sintal.

Emm, bisa saya minta bantuan? tanyanya.

Silakan, mbak. Jika memang bisa , tentu saya tolong.

Bapak tidak terburu pulang kan?

Kulirik jam di dasbor, jam 2 melalui 5 menit. Telah terlarut, istriku tentu sudah menanti di dalam rumah. Tidak, mbak. Memang mengapa? tetapi untuk wanita ini, saya ikhlas menundanya.

Bapak ingin temani saya? tanyanya lirih, kombinasi di antara rasa geram dan takut.

Saya tidak segera menjawab, kucoba untuk mengolah perkataannya. Temani bagaimana. Mbak? kutanya kembali. Saya perlu kejelasan. Apa ini sesuai bayang-bayangku?

Tidak menjawab, wanita itu justru seberangkan tangannya melalui pinggulku untuk raih setel jok tempat saya duduk. Jok itu segera mengarah ke bawah dengan saya terbaring di atasnya. Dan yang kurasakan selanjutnya ialah bibir basah wanita itu langsung mencium mulutku dan melumatnya rakus.

Uh.. uh.. uh.. Saya tergagap sebentar, sebelumnya terakhir saya membalasnya lumatannya. Kami sama-sama memagut melepaskan birahi. Dapat kurasakan lidahnya yang lancip menyodok masuk ke dalam rongga mulutku. Dan reflekku ialah selekasnya mengisap dan menyeruputnya. Sangat nikmat rasanya saat lidah itu menarinari di mulutku.

Berbau wangi wanita itu menangkap hidungku. Beginikah rasanya berbau badan wanita jenis ini? Berbau alami tanpa minyak wangi seperti yang kerap digunakan istriku. Berbau seorang wanita usia muda yang sepanjang tiga hari ini mampu membuatku ingin tahu yang bisa segera menggedor libidoku, hingga gairah birahiku lepas dengan liarnya sekarang ini.

Sekalian melumat, jarijari lentik wanita itu memasuki badanku. Dengan gesit ia melepas kancingkancing bajuku. Selanjutnya kurasakan remasan jemari lembut pada benjolan penisku. Uuiihh.. tidak tertahan rasanya. Saya menggeliat. Menggelinjanggeliat sampai bokongku naikturun di jok yang saya menempati. Satu kali lagi saya merasa gila. Saya ditekuni seorang wanita usia muda elok yang bahkan juga namanya saja saya tidak tahu!

Bibir manis wanita itu terus melumatku, dan saya menyambutnya dengan penuh kerelaan keseluruhan. Akulah yang sebenarnya menunggu peluang jenis ini dalam beberapa angan-angankhayalan erotikku. Tangan gemetaran. Lututku gemetaran. Kepalaku berasa panas. Darah yang naik ke kepalaku membuat mukaku seolah bengap. Dan makin ke sini, makin saya tidak dapat mengambil kesepakatan atas ajakan temani saya dahulu ini.

Kita turun yok, pak. Kita masuk dahulu. wanita itu hentikan lumatannya dan ajakku masuk hotel.

Mobil selekasnya kuputar ke palataran parkir dan kutinggalkan disitu. 1/2 berlari, kubuntuti wanita itu masuk ke kamarnya. Demikian masuk, kudengar telepon berdering, ternyata dari front office hotel.

Bapak ingin minum apa, bertanya wanita itu, telephone ada dalam genggamannya.

Tak perlu, saya sudah tidak sabar ingin rasakan badan sintalnya, tidak ada waktu untuk minumminum.

Atau makan mungkin? ia menanyakan lagi.

Tak perlu repotrepot. saya menampik lagi. Mari cepat, kita bermain, kemudian saya selekasnya pulang agar istriku tidak berprasangka buruk.

Tetapi nampaknya kemauanku itu harus diundur dahulu. Sesaat ya, pak. Saya ke kamar mandi dahulu. Telah kepingin dari barusan. pamit wanita itu sekalian buruburu masuk ke dalam kamar kecil yang ada dalam kamar.

Menggangguk menyetujui, saya selekasnya melepasi semua bajuku saat wanita itu repot di dalamnya. Tidak menanti lama, saya telah telanjang bundar. Badan tuaku yang berlemak terlihat memilukan, tetapi tidak dengan burungku. Walau telah lebih 50 tahun, tetapi penisku itu bisa berdiri yang tegak. Demikian besar dan panjang. Dengan benda berikut saya dahulu mengalahkan beberapa puluh wanita sebelumnya terakhir saya kalah pada istriku yang sekarang ini.

Wanita itu kelihatan malumalu saat melihatku telah terlentang telanjang di atas tempat tidur. Walau sebenarnya barusan ia yang ajak, dan ia yang paling agresif waktu di mobil. Ia melihatku dengan ekor matanya, selanjutnya tersenyum. Sudah tidak sabar ya, pak? tanyanya.

Untuk orang secantik, mbak. Siapa saja tentu tidak sabar. jawabku politis sekalian memperlihatkan penisku yang telah tegang penuh. Dengan ujungnya, kupanggil ia untuk merapat. Mari, mbak, sini.

Wanita itu menggangguk dan jalan mendekati. Saya dapat rasakan begitu benar-benar terangsang semua syarafsyaraf libidoku. Saya, lakilaki tua gemuk yang telah lama tidak bermain sama perempuan lain selainnya istrku, ini hari dengan edannya ada di kamar hotel dengan seorang wanita usia muda elok yang memiliki tubuh padat sentosa, yang umurnya bahkan juga belum 1/2 dari umurku. Sangat untung sekali.

Wanita itu jatuhkan badannya ke tempat tidur, pas di sisiku. Langsung saya segera menyambutnya dengan pelukan dan pelukan hangat. Kulingkarkan tanganku yang kerutan di buah dadanya yang lebih besar. Ia hanya ketawa saat saya meremas dan mengeluselusnya perlahan di luar pakaian. Saya tidak ingat kembali akan kehadiran anak istriku di dalam rumah, bayang-bayang mereka seolah musnah. Yang terdapat saat ini ialah saya betulbenar terbenam dalam daya tarik dahsyatnya penyimpangan singkat, yang pasti disanggupi kepuasan dan gelinjangan hebat. Apalagi ingat musuh bermainku yang elok dan seksi.

Pak, tolong saya lupakan sakit hati saya ya? bisik wanita itu mesra. Saya percaya, walau bapak telah berusia, bapak dapat muasin saya. ia menggenggam penisku dan memulai mengocaknya perlahan. Besar sekali, pak. Tidak salah saya milih bapak. katanya.

Telingaku rasakan seperti kesiram air sejuk pegunungan, berbungabunga dengar sanjungan jenis tersebut. Saya seperti dilempar ke saat 25 tahun lalu, saat saya masih terbilang muda dan gagah. Semua wanita yang kutiduri pasti katakan demikian.

Sama sesuai keinginan, mbak, akan kupuaskan mbak malam hari ini. sahutku sekalian membalik dan menindih badannya.

Langsung kulahap mulutnya yang tipis kemerahan dan kulumat dengan penuh gairah sampai membuat ia gelagapan kesusahan bernafas. Kumasukkan tanganku ke blusnya. Saat kuremas payudaranya, wanita itu mendesah lirih sekalian mencakari badanku, ia menekan bibirnya supaya lebih kulumat . Selekasnya kusedot lidahnya. Juga sekaligus air liurnya. Makin basah, saya menjadi makin bernafsu. Mulutnya seperti kujadikan tempat minumku. Benar-benar, saya benar-benar nikmati kegilaan ini. Sesudah seperempat era berakhir, pada akhirnya saya merasainya lagi.

Tanganku tidak kualihkan, sekalian terus melumat bibirnya, saya tidak henti meremasi ke-2 susunya yang kurasa benar-benar padat dan kuat. Seperti punya perawan saja seperti. Atau kalaulah tidak perawan, minimum ia masih tidak pernah punyai anak. Saya dapat membandingkannya.

Tidak senang hanya dengan tangan, selekasnya saya sibak blus yang digunakannya ke atas. BH merah terlalu kecil yang membuntelnya. Saat benda itu telah terburai keluar, saya melihatinya sesaat, kagum pada begitu kuat payudara itu walau ukuran demikian besar. Kulit permukaan atasnya kelihatan mulus dan licin, terlihat berkilau di dalam kamar yang tidak demikian jelas ini, seperti dua bulatan semangka yang ditempeli puting merah keras.

Menyaksikannya membuatku tidak kuat. Saya selekasnya merunduk dan menukar usapan tanganku dengan bibir. Kujemput payudara bundar itu penuh gairah. Kujilat dan kusedot putingnya habishabisan. Di atasnya yang lembut dan licin, kutinggalkan banyak cupang kemerahan. Sementara remasan tanganku yang tetap mengikuti, membuat benda yang aslinya warna putih itu, beralih menjadi kemerahan. Tetapi buatku, menjadi terlihat semakin cantik.

Aaghhhhh.. Ssshhhhh.. Oughhhhh.. pemiliknya yang tidak sanggup menantang hanya dapat menggeliat sekalian merintihrintih saat sarafsaraf erotisnya yang peka terus kurangsang. Auw, ampun, pak geli! Argghhhh desahnya penuh nikmat.

Tanganku yang tidak dapat diam sekarang turun untuk raih celana jeansnya. Kulepas kancingnya secara cepat dan kubuka resluitingnya tidak sabar. Dengan jarijariku yang lebih besar dan kasar, kudorong benda itu sampai melorot ke bawah, sampai ke mata kaki. Sesudah menyekausap sesaat pahanya yang putih mulus, rasakan begitu lembut dan licinnya benda itu, saya selanjutnya mengambil celana dalamnya.

Aiihh tidak terperikan kepuasan yang kurasakan saat dapat meraba-raba kemaluannya yang licin tanpa rambut. Dapat kupastikan jika benda itu masih demikian sempit. Memikirkannya saja telah membuatku tidak sanggup meredam getaran jiwa dan ragaku, apalagi cocok merasainya kelak, bisabisa saya kejang lebih dulu. Dengan jarijari kasarku, terus kuraba permukaan atasnya yang lama-lama berasa makin basah. Targetku ialah kelentitnya, ketika telah kutemukan bulatan imut kaku itu, langsung saya menjepit dan serangnya bertubitubi.

Auuoogghhhsss.. wanita itu memekik panjang saat menerimanya. Badannya langsung meliuk dengan cengkraman jarinya di kemaluanku berasa makin kuat. Saya sampai kesakitan. Selekasnya kubalas dengan menusukkan jarijariku ke lubang vaginanya dan mengocak cepat disitu. Mari, saat ini siapakah yang tidak tahan!

Menggeliat kenikmatan, badan wanita itu terbanting keras ke tempat tidur, terlepas dari dekapanku. Menggelinjanggeliat seperti cacing kepanasan, ia merintihrintih rasakan ujungujung jariku yang tetap main di lubang kemaluannya. Cairan birahinya yang keluar makin banyak, kuusapkanusapkan ke permukaaanya, kuratakan sebagai pelumas untuk mempermudah kocokan jarijariku. Sementara bibir dan tanganku yang nganggur, kugunakan untuk serang lagi puting susunya dengan mengisap dan melumatnya rakus.

Ooghhhhh.. ampun, pak.. geli sekali! Saya tidak tahan.. ampun.. aahhhhh.. stop.. ia menghiba, tetapi tidak kupedulikan. Terus kuserang dan kugumuli badan sintalnya. Saya telah telanjur bernafsu, nanggung jika harus stop sekarang ini.

Blusnya yang telah amburadul mempermudahku untuk menyerobot ke ketiaknya. Kujilat dan kusedoti kulit mulus yang bersih tanpa bulu tersebut. Ia terlihat sekali menikmatinya, kelihatan dari rintihannya yang makin keras dan bertubitubi. Sementara jarijariku terus menusuki lubang vaginanya, mengelitik dindingdindingnya yang penuh saraf birahi tanpa henti. Membuat wanita berkulit putih itu terasanya kelenger penuh kepuasan. Dan tidak tertahan kembali, cairan birahinya mengucur makin deras.

Yang sebelumnya satu jemari, sekarang diikuti kembali jemari yang lain. Dua jemari sekarang masuk, dan mengocak makin cepat. Kepuasan yang kuberikan pada wanita itu semakin. Dengan pengalamanku, saya tahu benar di mana titiktitik kekurangan seorang wanita. Jarijariku kuarahkan ke Gspotnya. Dan tidak sangsi kembali, dengan jilatan di ketiak dan kobokan jarijari di lubang vaginanya, saya dapat membawa wanita elok itu sampai titik di mana ia tidak sanggup kembali membendung orgasmenya.

Saat rasa itu tiba, wanita itu menyerobot kembali kepadaku. Dengan terkejangkejang, ia jatuhkan badannya yang sintal ke atas badanku. Selekasnya kuraih kepalanya dan kuremasi rambutnya yang panjang. Dengan sayang kupeluk badannya yang montok itu eraterat dan kuhunjamkan jariku dalamdalam ke lubang vaginanya, seperti ingin menutup sela sempit itu supaya cairannya tidaklah sampai tumpah keluar membasahi sprei.

Aarrgghhhhhhh menjerit kenikmatan, wanita itu menarik apa yang dapat dia capai. Bantalan tempat tidur teraduk, selimut tempat tidur terangkut lepas dan terlontar ke lantai. Sementara kakinya menghentakhentak meredam kedutan vaginanya waktu memuntahkan sperma. Sperma seorang wanita yang berbentuk cairan bening yang terpancar keluar dalam kemaluannya. Pahanya yang putih mulus menjepit tanganku, sedangkan bokongnya yang bundar terangkutangkat jemput kocokan tanganku yang mulai memelan. Ia terlihat sedang memikul kegatalan birahi yang sangat benar-benar.

Kuusap keringat yang mengalir deras di mata, pipi dan bibirnya, lantas kukecup ia satu kali lagi, panjang dan mesra. Kusibakkan rambutnya yang terurai basah untuk kurangi gerahnya di dalam kamar yang ber AC ini. Kuelus bulatan payudaranya, sekalian kusisir rambutnya yang awutawutan dengan jarijariku. Sementara di bawah, kuperhatikan cairan cintanya merembes keluar celahcelah bibir vaginanya.

Melenguh senang, wanita itu menyandar badannya dengan mesra di dadaku. Udara dingin AC secara cepat menurunkan orgasmenya, membuat bisa lagi bernafas normal dan berpikir tenang. Ahh, bapak luar biasa sekali, dapat ngantar saya hanya dengan tangan. Kelihatannya malam hari ini saya akan senang sekali. bisiknya lirih.

Kukecup bibirnya yang imut sebagai jawaban. Ia menyongsong kecupanku dan satu kali lagi kami berpagutan mesra. Saya ambilkan minum dahulu ya. kataku sekalian bergerak dari tempat tidur.

Ia sebelumnya sempat memegang sesaat tangkai penisku yang ngaceng berat saat sebelum mengetepikan badannya, memberikan jalan buatku. Dengan badan telanjang, saya mengambil langkah ke arah kulkas kecil di pojok kamar. Air putih atau soft drink? tawarku.

Air putih saja, ia menjawab dengan napas masih tetap sedikit ngosngosan. Payudaranya yang putih kelihatan makin mengkilat karena keringat yang melekat di atasnya.

Kuberikan air putih dingin pada tanganku padanya. Ia meminum sedikit saat sebelum memberikannya lagi kepadaku. Kuhabiskan bekasnya dan kutaruh gelas yang telah kosong di atas meja. Lantas kembali saya naik ke arah tempat tidur. Wanita itu diam saja saat saya mulai menciumi dan menguseluselkan hidung ke badannya. Kuciumi perut, pinggul dan payudaranya. Ia tidak memberi respon, cuma napas panjangnya saja yang didengar. Mungkin ia tetap kecapekan karena orgasmenya baru saja, dan saat ini tetap berusaha untuk kumpulkan tenaganya kembali. Tidak apa, saya dapat memahami.

Saya terus menciumi payudaranya yang bundar prima itu, kuhisap dan kujilati keringat yang mengucur di atasnya sampai benda itu jadi bersih. Sementara putingnya yang merah muncul, kugelitik dan kucucup berkalikali dengan lidahku. Wanita itu mulai sedikit mendesah, tetapi tetap kelihatan pasrah. Bahkan juga saat tanganku mulai merabai paha dan selangkangannya, ia tidak menantang.

Mbak lelah ya, bagaimana jika kita stop dahulu? tanyaku. Tidak sedap menggumuli wanita yang diam semacam ini. Seperti bermain sama gedebok pisang saja.

Eh, tidak. Tidak, pak. Terusin saja. Saya telah melalui kok capeknya. Ini mulai terangsang. wanita itu tersenyum kepadaku.

Betulan? kuelus rambutnya yang panjang sepinggang.

Saya hanya mikir, barusan kok dapat nikmat sekali ya, apa kesan serong memang semacam ini? Bapak belum ngapaapain, hanya pakai tangan, tetapi saya telah kewalahan semacam ini. ia ulurkan tangannya dan memegang penisku. Ini, tentu akan semakin luar biasa donk. gumamnya sekalian meremasremasnya perlahan.

Tentunya, saya ketawa memikat.

Ia turut ketawa . Maka tidak sabar saya, pak. Mari, pak, cepat tiduri saya. wanita itu minta.

Saya menggangguk, Saya sudah tidak sabar mbak ingin ngerasaain badan mbak yang montok ini. sekalian kujawil puting susunya.

Ahh, montok apanya, pak. Faktanya, kekasih saya ninggalin saya. ucapnya, mukanya tibatiba kelihatan sendu. Mungkin terpikir kejadian yang baru dirasakannya.

Ah, maaf, mbak. saya buruburu meminta maaf. Saya tidak mau menghancurkan situasi mesra ini. Janganlah sampai garagara terpikir sama kekasihnya, ia menjadi menangguhkan perselingkuhan ini. Saya telah terlanjur bernafsu, dapat edan saya jika diputus sekarang ini.

Tidak apaapa, bukan salah bapak kok. Justru saya terima kasih sekali karena bapak mau nemani saya. Siapa yang tahu dengan kepuasan yang bapak beri, saya menjadi dapat lupakan bajingan itu! ia mengepalkan tangannya eraterat, terlihat geregetan. Tetapi didalamnya masih tetap ada penisku.

Auw! sudah pasti saya segera menjerit keraskeras. Ppelanpelan, mbak. Sakit! rintihku.

Wanita itu langsung melepas pegangan tangannya, Ah, mmaaf, pak. Saya tidak menyengaja. ia melihati dan membolakbalik tangkai penisku, mengeceknya kalaukalau ada yang cedera. Sesudah tahu tidak apaapa, kami sama-sama berpandangan dan ketawa bersamaan.

Mari, pak. Ucapnya ingin ngentotin saya, wanita itu berbicara genit.

Eh, iiya, mbak. menggangguk suka, saya selekasnya menelanjangi wanita elok tersebut. Celana jeansnya yang sejak dari barusan masih separoh di kaki, kutarik sampai lepas. blus dan kutang imutnya, sampai kami samasama bugil. Saya lantas rebah antara pahanya dan menelusupkan kepala ke sela selangkangannya. Secara cepat lidah kasarku menjilat-jilati lagi lubang kemaluannya.

Auw, pak Ampunn wanita itu langsung mendesah dan menggeliat. Pelanpelan gairahnya kembali kepancing. Lidahku yang tetap menusuknusuk lubang vaginanya membuat ia rasakan kegatalan yang sangat benar-benar.

Ssudah, pak. Cepat tiduri saya. Jangan siksa saya semacam ini! pintanya memelas. Tanpanya ketahui, tangannya sudah menyikat kepalaku dan jarijarinya meremasi lagi rambutku yang telah acakacakan sekalian mengeluh dan mendesahdesah nikmati rangsanganku yang tetap mengucur. Ia menekannekan kepalaku supaya terbenam lebih dalam ke lubang selangkangannya. Bokongnya ikut juga naik jemput lidah dan bibirku.

Karena kasihan, dan karena tidak kuat, saya hentikan hisapanku. Kuganti dengan mengalihkan dan mengusung kaki wanita itu untuk kutumpangkan ke bahuku. Perutku yang buncit cuma memungkinkannya posisi semacam itu saat nikmati badan sintalnya. Tersebut posisi yang termudah.

Siap ya, mbak. Saya masukan sekarang ini. kutuntun kontolku dan kuarahkan dengan tepat ke lubang kemaluannya yang terlihat sempit dan cantik. Karena hanya jilatanku lah, benda itu menjadi cukup terbuka sedikit.

Jarang-jarang dipakai ya, mbak? saya memberi komentar kemaluannya.

Tidak sich. Setiap bertemu, kita tentu bermain. Memang itu yang dicari kekasih saya dari jalinan kami. Ia hanya ingin badanku. Ah, saya memang ******. Mengapa tidak mengetahui itu sejak dahulu. ia melenguh, di antara menyesali nasib dan gesekan ujung penisku pada bibir kemaluannya.

Tidak semua lakilaki semacam itu, mbak. Saya percaya, mbak tentu bisa temukan yang lebih bagus dari ia. Mbak elok dan menarik, jika saja saya masih terbilang muda, mbak pasti kunikahi. Saya sangat menanti detikdetik ini. Detikdetik di mana kontolku untuk pertamanya kali memasuki dan menembusi memeknya.

Terima kasih, pak. Didampingi seperti saat ini saja, saya telah suka kok. sahutnya dengan badan tergetar lagi, saat saya mulai menggerakkan tangkai penisku.

Ughhh, saya melenguh, badanku seolah terlontar keawangawang. Sendisendiku tergetar. Sangat nikmat rasa wanita tersebut. Kombinasi di antara panas, lekat, sempit, dan menggigit.

Auw! wanita itu menjerit kecil saat kepala tumpul yang bundar besar punyaku sentuh dan menyingkap bibir vaginanya. Rasa kejut sarafsaraf di bibir kemaluannya segera bereaksi. Sarafsaraf itu menegang dan membuat lubangnya jadi menyempit. Seolah tidak mengizinkan kontolku untuk menembusnya lenih jauh. Itu membuatku menjadi ingin tahu.

Rileks saja, mbak. Jangan tegang, bisikku di tengah-tengah gemuruh udara gairahku yang menyalanyala.

Ahhh hhabisnya, ****** bapak besar sekali sich. Jauh sama punyai kekasih saya. Saya menjadi takut. Sahutnya terang-terangan.

Saya tersenyum. Kok takut, semestinya justru senang donk? terus kugesekgesekkan penisku. Jika ia memang tidak siap, saya tidak memaksakan.

Istri bapak tentu senang sekali ya? ia menanyakan, dan menjerit kecil saat kugigit kembali puting susunya.

Tersebut mengapa ia tidak menampik kukasih anak tujuh orang. saya menjawab senang, dan ketawa.

Hamili saya , pak. Keluarin sperma bapak di dalamnya. Tidak apaapa, jika kekasih saya tidak ingin memberi anak, agar saya bisa dari bapak saja. wanita itu minta.

Betulan, mbak? dapat kurasakan, sesudah berbicara demikian, ia jadi lebih santai. Kepala penisku tadi ketahan, tibatiba dapat melaju masuk walau masih sedikit susah.

Iya, pak. dan dengan katakata itu, dia juga memberikan seutuhnya badannya kepadaku. Bibir vaginanya berserah dan mengembang, mempersilahkan kontolku untuk menembusnya. Bahkan juga sekarang vaginanya lah yang aktif mengisap supaya semua tangkai kontolku dapat disantapnya. Tanpa perlu usaha yang bermakna, helm tentara itu juga sukses masuk menyingkap gerbangnya.

Uugghhhh saya rasakan geli yang sangat benar-benar saat batangku yang kaku dan keras masuk lubang kemaluannya. Berasa sesak, penuh, sampai tidak ada ruangan dan sela yang masih ada, berasa sangat nikmat.

Saya terus mendesaknya masuk sampai mentok di mulut rahimnya. Ughhh, pak. Terang-terangan, seumurumur tidak pernah rahimku ngrasain disentuh ****** seperti sekarang ini. ****** kekasih saya palingpaling tembus sampai tengahnya saja, ada banyak tersisa ruangan yang kendur. rintihnya cabul.

Tanpa dikasih tahu juga, saya sudah mengetahui. Vagina wanita itu benar-benar sangat sempit, seperti perawan saja seperti. Betulbenar untung saya dapat memperolehnya.

Saat ia ambil atau dorong juga, saya tidak merasa kan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya ****** bapak isi rongga vaginaku sekarang ini. ucapnya saat saya mulai lakukan pompaan.

Cicipi saja, mbak. Akan kupuaskan mbak malam hari ini. dengan perlahan dan memiliki irama, saya terus menarik perlahan pinggulku selanjutnya mendorongnya kembali. Demikian berulangulang dengan frekwensi yang semakin kerap dan makin cepat.

Ahhhh.. iya, pak. Sedap sekali! Terus dan wanita itu menyeimbanginya dengan pandai. Secara reflek, bokongnya mengarah ke atas ke bawah, memburu dorongan dan tusukanku. Kadang-kadang ia bergerak putar, sedikit ngebor jika saya bergoyang perlahan. Tidak lupa dia menggoyahkan kegelnya untuk semakin memanjakanku.

Ughhh sedap sekali, mbak. saya mendengus. Untuk membalas, dengan berurut kukocok vaginanya dengan cepat dan dalam. Dia segera berteriak kenikmatan.

Aahhhh.. pak, aarghhhh payudaranya bergoncanggoncang, rambutnya terburai, keringatku dan keringatnya mengucur berguguran di sprei. Goyangan itu membuat tempat tidur kuat yang kami gunakan sampai berderakderak tidak karuan.

Selekasnya kuremasremas payudaranya sebagai pemuasan rasa nikmat yang makin menguasai. Kami telah lenyap kontrol. Saya terus bergerak cepat, sedangkan wanita itu tidak mengeluhkan sakit kembali. Semua gerak, suara, napas, bunyi, desah dan rintih hanya nikmat saja didalamnya.

Posisi nikmat ini berjalan kurang dari 5 menit. Kusaksikan badan montok wanita elok itu telah berkilatan oleh keringatnya, semakin menambahkan keseksiannya. Dengan gaungs terus kupermainkan puting susunya yang muncul imut. Kugigit, kujilat dan kupilinpilin penuh gairah. Sikatan kontolku lama-lama semakin kuat.

Pada akhirannya, sesudah nyaris sepuluh menit bercinta, dapat kuhantarkan wanita itu ke orgasmenya yang ke dua. Ohhhh bapak memang luar biasa. Cuma dari Bapak, saya dapat raih orgasme semacam ini. Terima kasih, pak. Terima kasih! katanya dibarengi semburan keras di vaginanya.

Kuhentikan goyanganku. Kuberikan ia peluang untuk nikmati pucuk kepuasan tersebut. Saya senang, dapat bercinta sama orang secantik mbak. saya berbicara.

Senang apa? Bapak kan belum juga keluar? terengahengah, wanita itu terlihat semakin elok. Saat ini gantian saya untuk memberikan kepuasan bapak.

Setelah berbicara demikian, kurasakan vagina wanita elok itu berdenyut demikian keras, meremas dan mencekik penisku demikian rupa. Saya kelojotan. Renyutan satu diikuti renyutan yang lain lebih nikmat. Saya menjadi tidak kuat. Apalagi dalam setiap renyutan selalu disertai empotan keras di ujung penisku. Tanpa perlu digoyangkan juga, saya berserah. Spermaku muntah selang beberapa saat.

Crott.. crott.. crott..

Ah, banyak, pak. wanita itu menggeliat geli saat vaginanya kusembur dengan kawah panasku berkalikali.

Uhh.. saya menjadi lemas sekali. Lemas tetapi senang.

Telah lama ya tidak dikeluarin? wanita itu menanyakan.

Saya menggangguk. Istri saya telah manopause, mbak. Hanya kasih sayang yang menjadikan satu rumah tangga kami, gairahnya telah lama lenyap.

Bapak senang donk saat ini? ia membelai rambutku.

Senang sekali. Sekalikalinya ngentot, dengan orang secantik mbak. kucium bibirnya enteng. Di bawah sana, kurasakan penisku mulai mengerut dan menjadi kecil dan pada akhirnya lepas sendirinya. Sementara vagina wanita itu tetap terus tergetar dan berkedutkedut.

Ingin sampai kapan, mbak, ini terus? kutusuk lubang sempit itu dengan jemari telunjukku, kucolek air mani dan air cintanya yang tenggelam dalam, lantas kuoleskan ke ujung putingnya.

Sampai esok bisa juga. wanita itu menjawab rileks dan meratakan cairan pemberianku ke semua permukaan payudaranya. Benda itu menjadi terlihat semakin mengkilat karena itu.

Tersenyum penuh kepuasan, kami tiduran terlentang di tempat tidur hotel yang sekarang telah acakacakan. Sebenarnya saya ingin tinggal semakin lama pada tempat penuh birahi ini, siapa yang ikhlas tinggalkan wanita secantik dan semolek ia yang ikhlas badannya kutiduri semalaman, tetapi jarum jam pada dinding yang menunjuk angka 2 menyuruhku untuk pulang. Istriku yang menanti di dalam rumah tentu risau, saya pulang telat tanpa memberikan berita apapun itu.

Bapak ingin pulang ya? wanita itu menanyakan, seperti ketahui apa yang kupikirkan.

Iya, istri saya tentu sudah menanti. demikian jawabku. Sesudah meremas payudaranya sesaat, saya bangun dan memulai kenakan lagi bajuku. Terima kasih, mbak, telah ajak saya lakukan ini. Jarangjarang saya nemuin orang seperti mbak. kataku.

Samasama, pak. Saya terima kasih. Bapak ikhlas pulang terlambat untuk saya. jawabannya sekalian turut mengambili bajunya yang berantakan.

Siapa saja orangnya, tentu tidak menampik, mbak. Mbak demikian elok dan seksi. kupandang muka tirusnya yang pucat, dan kembali kulumat bibir minimnya.

Bapak senang tidak barusan? ia menanyakan.

Bukan bermain, mbak. Saya sangat senang, demikian jawabku. Sesuatu jawaban jujur dari lubuk hatiku yang terdalam.

Tetapi ini kok tetap melendung? wanita itu meraba-raba gundukan dibalik celanaku yang tetap menggunung.

Iya, mbak. Kontolku masih ngaceng. Tetapi benar, saya benar-benar senang kok. tetapi tidak kutepi tangannya, kubiarkan ia terus meraba-raba selangkanganku. Sedap sich rasanya.

Masih ingin ya, pak? tanyanya dengan tangan terus memijiti gundukanku, membuat makin jadi membesar dan mengeras tidak teratasi. bapak masih ingin kembali ya? ia menyimpan lagi celana dalam yang dia gunakan dan membawaku naik ke atas tempat tidur.

Tetapi, mbak saya ingin menampik, tetapi remasan tangannya yang nikmat tidak mungkin untuk kuabaikan demikian saja.

Sesaat saja, pak. Sebagai salam perpisahan kita. sahutnya nakal sekalian melemparkan senyuman dan melihatkan matanya kepadaku, seperti menunggu reaksiku. Sementara tangannya terus meremasi dan menguruturut tangkai penisku.

Saya termenung, kebingungan di antara ingin menampik atau ingin tambah kembali. Ehm, mbak

Tetapi kalimatku telah ia potong. Saya membuka kembali ya, pak. Saya ingin saksikan kembali nih jawara bapak. dan tanpa menanti persetujuanku, wanita itu dengan cepat mengendorkan ikat pinggangku dan buka kancing intinya. Seterusnya dia raih resluitingnya dan memelorotkannya ke bawah, memperlihatkan terlihat celana dalamku yang hitam kebiruan. Dibalik celana dalam itu, membayang jalur daging sebesar pisang sundul yang ke arah kananmilikku.

Oouu.. kali ini ya, pak, yang bernama stir kanan. Jika stir kiri, mengarahnya ke kiri, hehehe wanita itu melihatnya takjub sekalian membelainya dnegan sayang.

Telah kepalang tanggung, aku juga memerintahnya untuk melanjutkan. Membuka, mbak. Kita kerjakan satu kali lagi.

Nach, begitu donk, pak. Itu namanya bapak betulbenar muasin saya. dengan tidak sabar, wanita itu selekasnya membetot kontolku dari sarangnya. Lewat tepian kanan celana dalamku, tangkai itu muncul keluar. Besar, panjang, kepalanya yang bundar berkilatan penuh gairah. Pada ujungnya ada sececah titik bening. Ternyata cairan precumku sudah keluar karena remasan tangannya barusan.

Hirup, mbak. kuminta ia untuk mengulumnya karena kusaksikan ia demikian kagum pada benda tersebut. Tanpa menjawab, wanita itu selekasnya menunduk dan dekatkan mukanya. Bibirnya yang tipis berasa hangat saat melekat di ujung kontolku. Ia sentuh, menjilat dan rasakan lendir halus dan bening punyaku.

Ughhh.. mbak, telan. Masukan dalam mulutmu. saya minta.

Ia menggangguk, dan melakukan. Wanita itu mengisap dan mengulum dengan demikian prima. Batangku dia sapu dengan lidah, ujungnya dia jilat pelanpelan, buah zakarnya dia remasremas sekalian kadang-kadang diciumi , sedangkan jembutnya yang lebat dia singkap supaya tidak mengusik.

Mbak Uhhh, sedap sekali sich kueluselus kepalanya. Tahu begini, saya meminta emut dari barusan. Mbak pintar sekali. Uuhhhh kugerakkan kepalanya mundur-maju, kupompa secara halus supaya ia semakin lancar mengulumnya.

Saat saya sudah tidak tahan, selekasnya kurebahkan badan montoknya dan kutindih lagi. Tanpa menghabiskan waktu, kami juga dayung untuk melalui ronde yang ke dua yang sebelumnya sempat terlambat.

 

Category: ABG
cersex annisa cersex anal mama cersex dengan ibu mertua cersex hot terbaru cersex download cersex xnxx

Leave a Reply